Tawasul artinya menjadikan sesuatu
sebagai perantara dalam usahanya memperoleh kedudukan yang tinggi disisi Allah
atau untuk memwujudkan keinginan dan cita citanya.
Wasilah adalah sesuatu yang dijadikan
sebagai perantara dalam bertawasul, kata wasilah disebut dalam surat al maidah
{5}:35 : “Hai orang orang beriman
patuhlah kepadab Allah ,dan carilah wasilah kepadaNYA dan berjuanglah dijalan
Allah, supaya kamu jadi beruntung”.
Sesuatu dapat dijadikan wasilah jika
diridlai dan dicintai Allah.Berdoa dengan tawasul artinya memohon kepada Allah
dengan menyebut sesuatu yang dicintai atau diridlai Allah contoh :jika kita
ingin mendapat ampunan Allah kita berdoa : Ya Allah berkat namaMU Arahman dan al ghafur ampunilah segala kesalahanku,anak,istri
dan keluargaku.Ya Allah berkat kebesaran nabi Muhammad SAW mudahkan segala
urusanku ….dan lainya.
Seorang
yang bertawasul berarti mengakui bahwa dirinya penuh kekurangan, oleh karenanya
ia meminta syafaat kepada seuatu atau seseorang yang menurut prasangka baiknya
dicintai atau diridhai Allah.
Doktor
Muhammad al Maliki al Hasani menjelaskan dalam kitabnya ;Mafahim Yajib an
tushahhah;
- Tawasul termasuk salah satu cara berdoa dan salah satu pintu untuk menghadap kepada Allah swt.Jadi yang menjadi sasaran atau tujuan asli yang sebenarnya (dalam tawasul ) adalah Allah swt,sedang yang ditawasuli (al Mutawassal bih ) hanya sekedar perantara (wasitthah dan wasilah) untuk taqarub atau mendekatkan diri kepada Allah swt.Dengan demikian siapa yang berkeyakinan selain itu sungguh ia telah menyekutukan A;llah.
- Sesungguhnya yang bertawsul itu tidak bertawasul dengan (menggunakan) perantara (al mutawassal bih),kecuali karena ia mencintai perantara itu,seraya berkeyakinan Allah pun mencintai perantara tersebut.Jika tidak demikian ia akan termasuk manusia yang paling jauh dari perantara tersebut
- Jika yang bertawsul berkeyakinan bahwa yang ditawasuli ,sama kedudukan nya seperti Allah;yaitu dapat memberikan manfaat atau mudlarat dengan kekuasaan nya sendiri ( seperti Allah) maka ia telah menyekutukan Allah.
Inilah
rambu rambu yang harus difahami atau ditanamkan dalam hati bagi orang yang
mengamalkan tawasul dalam doanya,sehingga terhindar dari kemusyrikan yang
biasanya dituduhkan kepada para pengamal tawasul.
Para
ulama islam sepakat bahwa tawasul melalui amal baik sesorang seperti dengan
puasa,zakat sedekah dan ibadah lainya sesungguhnya ia bertawasul lewat perantara
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Tawasul
yang dipertentangkan sebagian kaum muslimin adalah tawasul melalui perantara
selain amal / ibadah orang yang bertawasul itu sendiri.seperti bertawasul lewat
berbagai benda (dwatat) dengan perantara manusia. Contoh : “”Allahumma
inni atawassalu ilaika bi nabiyyika Muhammad saw
atau ….. Attawassalu ilaika bi Abi bakkr r.a au bi Umar
bin khatab au bi utsman au bi ali r.a ( Ya Allah sesunguhnya aku bertawasul
menggunakan perantara kepadaMU dengan keagungan nabi muhammad … Atau aku
bertawassul dengan perantara kesalehan abu bakr, Umar bin khatab , Utsman, ali
r.a ……(Tawasul yang beginilah yang sebagaian umat islam menolaknya dan melarang
mengamalkannya).
Dalam
hal tersebut diatas uztad Novel bin Muhammad alaydrus menjelaskan dalam
kitabnya : yang Mana Dalilnya 1:
''Mereka yang tidak memahami alasan mengapa orang bertawassul
dengan orang lain akan menuduhnya telah berbuat syirik.Tuduhan semacam itu
tidak hanya salah tetapi sangat berbahaya'',selanjutnya
beliau menjelaskan ;
''Perlu diketahui seorang bertawasul dengan orang lain
sebenarya sedang bertawasul dengan amal salehnya sendiri''
Pada
saat orang bertawasul dengan orang lain pada saat itu ia berprasangka baik
kepadanya dan meyakini bahwa orang tersebut seorang saleh yang mencintai Allah
dan dicintai ALLAH.Ia menjadikan orang tersebut wasilah (perantara ) karena ia
mencintainya.dengan demikian sebenarnya ia bertawsul dengan cintanya dengan
orang tersebut
Ketika
sesorang berdoa : Ya Allah demi kebesaran Nabi Muhammada saw,….berarti ia sedang
bertawasul dengan cintanya pada Muhammad saw. Atau orang yang mengatakan : Ya
Allah berkat imam syafii…… Berati ia sedang bertawsul dengan cintanya kepada
imam syafii…..cinta kepada rosulullah , cinta kepada Allah cinta kepada
Rosulullah,cinta kepada orang orang yang saleh merupakan amalan mulia,
seperti diceriterakan dalam sahih bukhari: seorang badwi datang
kepada rosulullah: Ya Rasulullah ..kapan kiamat
tiba ? jawab rosulullah : “Apa yang kamu persiapkan untuk menghadapinya
?.katanya : “aku tidak mempersiapkan apa apa ,hanya saja aku mencintai Allah
dan rosulNYA’”.lalu rosulullah bersabda : innaka ma’a man akhbabta
(sesungguhnya kau akan bersama dengan yang kau cintai (HR
Bukhari,Muslim,Tirmidzi dan Ahmad ).
Orang
yang bertwasul dengan perantara sesorang, sesungguhnya atau menurut hakekatnya
bertawasul kepada Allah dengan amalnya sendiri yang disandarkan kepada yang
lain itu dan amalnya itu dari kasab atau perbuatan nya sendiri. Ia
berkeyakinan bahwa perantara adalah saleh, seorang wali yang dilindungi Allah
dan mnecintai Allah sehingga Allah mencintainya sebagaimana firmaNYA :
“Dia mencintai mereka dan merka pun mencintai
NYA ( al Maidah[5]:54 )
Setiap
orang yang bertawsul dengan benar kepada orang lain berarti ia sedang
bertawassul dengan amal salehnya yaitu cinta (sesorang atau sesuatu yang
diridhai Allah ).sehingga tidak ada bedanya jika yang dijadikan perantara
(wasilah ) itu masih hidup atau sudah meninggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar