Rabu, 25 September 2013

BERDOA DENGAN TAWASUL


   Tawasul artinya menjadikan sesuatu sebagai perantara dalam usahanya memperoleh kedudukan yang tinggi disisi Allah atau untuk memwujudkan keinginan dan cita citanya.


      Wasilah adalah sesuatu yang dijadikan sebagai perantara dalam bertawasul, kata wasilah disebut dalam surat al maidah {5}:35 : “Hai orang orang beriman patuhlah kepadab Allah ,dan carilah wasilah kepadaNYA dan berjuanglah dijalan Allah, supaya kamu jadi beruntung”.


     Sesuatu dapat dijadikan wasilah jika diridlai dan dicintai Allah.Berdoa dengan tawasul artinya memohon kepada Allah dengan menyebut sesuatu yang dicintai atau diridlai Allah contoh :jika kita ingin mendapat ampunan Allah kita berdoa : Ya Allah berkat namaMU Arahman dan al ghafur ampunilah segala kesalahanku,anak,istri dan keluargaku.Ya Allah berkat kebesaran nabi Muhammad SAW mudahkan segala urusanku ….dan lainya.

Seorang yang bertawasul berarti mengakui bahwa dirinya penuh kekurangan, oleh karenanya ia meminta syafaat kepada seuatu atau seseorang yang menurut prasangka baiknya dicintai atau diridhai Allah.


Doktor Muhammad al Maliki al Hasani menjelaskan dalam kitabnya ;Mafahim Yajib an tushahhah;

  1. Tawasul termasuk salah satu cara berdoa dan salah satu pintu untuk menghadap kepada Allah swt.Jadi yang menjadi sasaran atau tujuan asli yang sebenarnya (dalam tawasul ) adalah Allah swt,sedang yang ditawasuli (al Mutawassal bih ) hanya sekedar perantara (wasitthah dan wasilah) untuk taqarub atau mendekatkan diri kepada Allah swt.Dengan demikian siapa yang berkeyakinan selain itu sungguh ia telah menyekutukan A;llah.
  2. Sesungguhnya yang bertawsul itu tidak bertawasul dengan (menggunakan) perantara (al mutawassal bih),kecuali karena ia mencintai perantara itu,seraya berkeyakinan Allah pun mencintai perantara tersebut.Jika tidak demikian ia akan termasuk manusia yang paling jauh dari perantara tersebut
  3. Jika yang bertawsul berkeyakinan bahwa yang ditawasuli ,sama kedudukan nya seperti Allah;yaitu dapat memberikan manfaat atau mudlarat dengan kekuasaan nya sendiri ( seperti Allah) maka ia telah menyekutukan Allah.
     Inilah rambu rambu yang harus difahami atau ditanamkan dalam hati bagi orang yang mengamalkan tawasul dalam doanya,sehingga terhindar dari kemusyrikan yang biasanya dituduhkan kepada para pengamal tawasul.

Para ulama islam sepakat bahwa tawasul melalui amal baik sesorang seperti dengan puasa,zakat sedekah dan ibadah lainya sesungguhnya ia bertawasul lewat perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Tawasul yang dipertentangkan sebagian kaum muslimin adalah tawasul melalui perantara selain amal / ibadah orang yang bertawasul itu sendiri.seperti bertawasul lewat berbagai benda (dwatat) dengan perantara manusia. Contoh : “”Allahumma inni atawassalu ilaika bi nabiyyika Muhammad saw atau ….. Attawassalu ilaika bi Abi bakkr r.a au bi Umar bin khatab au bi utsman au bi ali r.a ( Ya Allah sesunguhnya aku bertawasul menggunakan perantara kepadaMU dengan keagungan nabi muhammad … Atau aku bertawassul dengan perantara kesalehan abu bakr, Umar bin khatab , Utsman, ali r.a ……(Tawasul yang beginilah yang sebagaian umat islam menolaknya dan melarang mengamalkannya).


Dalam hal tersebut diatas uztad Novel bin Muhammad alaydrus menjelaskan dalam kitabnya : yang Mana Dalilnya 1:


     ''Mereka yang tidak memahami alasan mengapa orang bertawassul dengan orang lain akan menuduhnya telah berbuat syirik.Tuduhan semacam itu tidak hanya salah tetapi sangat berbahaya'',selanjutnya beliau menjelaskan ;

   ''Perlu diketahui seorang bertawasul dengan orang lain sebenarya sedang bertawasul dengan amal salehnya sendiri''


    Pada saat orang bertawasul dengan orang lain pada saat itu ia berprasangka baik kepadanya dan meyakini bahwa orang tersebut seorang saleh yang mencintai Allah dan dicintai ALLAH.Ia menjadikan orang tersebut wasilah (perantara ) karena ia mencintainya.dengan demikian sebenarnya ia bertawsul dengan cintanya dengan orang tersebut


Ketika sesorang berdoa : Ya Allah demi kebesaran Nabi Muhammada saw,….berarti ia sedang bertawasul dengan cintanya pada Muhammad saw. Atau orang yang mengatakan : Ya Allah berkat imam syafii…… Berati ia sedang bertawsul dengan cintanya kepada imam syafii…..cinta kepada rosulullah , cinta kepada Allah cinta kepada Rosulullah,cinta kepada orang orang yang saleh merupakan amalan mulia, 

seperti diceriterakan dalam sahih bukhari: seorang badwi datang kepada rosulullah: Ya Rasulullah ..kapan kiamat tiba ? jawab rosulullah : “Apa yang kamu persiapkan untuk menghadapinya ?.katanya : “aku tidak mempersiapkan apa apa ,hanya saja aku mencintai Allah dan rosulNYA’”.lalu rosulullah bersabda : innaka ma’a man akhbabta (sesungguhnya kau akan bersama dengan yang kau cintai (HR Bukhari,Muslim,Tirmidzi dan Ahmad ).


Orang yang bertwasul dengan perantara sesorang, sesungguhnya atau menurut hakekatnya bertawasul kepada Allah dengan amalnya sendiri yang disandarkan kepada yang lain itu dan amalnya itu dari kasab atau perbuatan nya sendiri. Ia berkeyakinan bahwa perantara adalah saleh, seorang wali yang dilindungi Allah dan mnecintai Allah sehingga Allah mencintainya sebagaimana firmaNYA :
 “Dia mencintai mereka dan merka pun mencintai NYA ( al Maidah[5]:54 )


Setiap orang yang bertawsul dengan benar kepada orang lain berarti ia sedang bertawassul dengan amal salehnya yaitu cinta (sesorang atau sesuatu yang diridhai Allah ).sehingga tidak ada bedanya jika yang dijadikan perantara (wasilah ) itu masih hidup atau sudah meninggal.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar