Manusia
diciptakan Allah dengan perlengkapan panca indra dan akal fikiran yang
berfungsi untuk melaksanakan tugasnya sebagai khalifah di bumi. Panca indra
seperti mata berfungsi untuk melihat dan mengamati alam ciptaan-Nya. Allah
menganjurkan kepada kita untuk memperhatikan isi alam semesta (QS. 88: 17-20 )
dan mempelajarinya. Untuk mengetahui lebih jauh keadaan benda-benda di alam
semesta, tentu tidak sekedar mengamati akan tetapi harus dilakukan pengukuran.
Kegiatan pengamatan dan pengukuran tidak bisa lepas dari kehidupan kita
sehari-hari. Misal mengukur baju ketika akan membuatnya, mengukur tanah dan
kayu ketika akan membangun rumah, menimbang beras, buah, gula dan sebagainya
oleh pedagang dan masih banyak lagi lainnya.
Benda-benda
di sekitar kita seperti meja, papan tulis, ruang kelas, bumi, bulan, matahari
dan sebagainya juga mempunyai ukuran. Allah menciptakan sesuatu /mahluk dengan
ukuran.
Firman
Allah: “Sesungguhnya Kami
menciptakan segala sesuatu dengan ukuran”. {QS. 54: 49).
Apabila
kita ingin mengetahui ukuran dan benda-benda ciptaan Allah, maka pengukuranlah
yang harus dilakukan. Pengukuran dilakukan dengan membandingkan nilai besaran
yang diukur dengan besaran sejenis yang dipakai sebagai satuan.
Dengan
menggunakan suatu alat ukur kita dapat menentukan besar atau nilai dari benda
atau sesuatu yang ingin kita ukur. Sebagai contoh, kita mengukur meja yang ada
di ruang kelas dengan menggunakan tangan maka kita akan mendapatkan panjang
meja, ada yang mendapatkan hasil 7 jengkal, 6 jengkal dan lain sebagainya. Coba
kita mengukur panjang meja yang ada dihadapan kita masing-masing. Berapa
jengkal panjang meja yang kamu dapatkan? ….. Jengkal.
Tentunya,
hasil yang diperoleh akan berbeda, bukan? Mengapa demikian? Contoh lainnya,
bila kita ingin mengukur tingkat panas suatu benda, masih banyak dari kita yang
meggunakan telapak tangan. Tentunya, hasil yang diperoleh akan berbeda, bukan?
Dari uraian
dan contoh di atas dapat diketahui secara jelas bahwa jika akan mengukur benda,
kamu harus memiliki ukuran pembanding. Misalnya, untuk mengukur panjang benda
dapat digunakan satuan jengkal, tangan dan lainnya. Akan tetapi, satuan-satuan
tersebut tidak dapat dijadikan patokan karena ukuran bagian tubuh seseorang
tidaklah sama. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu satuan yang dapat digunakan
oleh semua orang di belahan bumi manapun.
Ambillah
dua buah lidi yang panjangnya berbeda. Ukurlah panjang satu jendela kelasmu!
Hasilnya: ……lidi panjang atau ….. ……….. …lidi pendek. Ketika kalian mengukur,
berarti kalian membandingkan panjang jendela dengan panjang kedua lidi. Lidi
yang dipergunakan disebut alat ukur panjang dan lidi juga sebagai satuan.
sesuatu
yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka /nilai dan satuan disebut besaran. Panjang suatu benda, luas
suatu bidang, volume ruangan, massa benda, lama (waktu) suatu kegiatan
berlangsung dan lain-lain dapat dinyatakan dengan angka-angka. Oleh sebab itu
panjang, luas, volume, dan waktu termasuk besaran fisika. Adapun yang tidak
memiliki patokan angka yang jelas karena bergantung pada penilaian pengamata
merupakan besaran yang bukan termasuk besaran fisika. Contoh: pintar, cerdas,
baik, malas dan lainnya.
Satuan
adalah sesuatu pembanding dalam pengukuran. Contohnya, kalian mengukur panjang
pensil, di dapat 20 cm. panjang kelas, 7 meter. Cm dan meter adalah salah satu
contoh dari satuan.
Dari
penjelasan tersebut, dapat diperoleh kesimpulan bahwa mengukur adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan
satuan atau dengan kata lain cara
untuk mengetahui besarnya suatu yang dapat diukur dengan menggunakan satuannya.
Dimensi besaran diwakili dengan simbol, misalnya M, L, T yang mewakili massa (mass), panjang (length) dan waktu (time). Ada dua macam dimensi yaitu Dimensi Primer dan Dimensi Sekunder. Dimensi Primer meliputi M (untuk satuan massa), L (untuk satuan panjang) dan T (untuk satuan waktu). Dimensi Sekunder adalah dimensi dari semua Besaran Turunan yang dinyatakan dalam Dimensi Primer. Contoh : Dimensi Gaya : M L T-2 atau dimensi Percepatan : L T-2.
Catatan :
Semua
besaran fisis dalam mekanika dapat dinyatakan dengan tiga besaran pokok
(Dimensi Primer) yaitu panjang, massa dan waktu. Sebagaimana terdapat Satuan
Besaran Turunan yang diturunkan dari Satuan Besaran Pokok, demikian juga
terdapat Dimensi Primer
dan Dimensi Sekunder
yang diturunkan dari Dimensi Primer.
BESARAN FISIKA
Besaran
fisika adalah ukuran (gambaran kuantitatif) dari benda-benda, proses atau
keadaan, missal: panjang,waktu, gaya,massa,kecepatan,tekanan, suhu dan
lain-lain.
Kemampuan
untuk mendefinisikan besaran-besaran tersebut secara tepat dan mengukurnya
secara teliti merupakan suatu syarat dalam fisika. Besaran Fisika dapat
dinyatakan dalam besaran pokok dan besaran turunan.
Besaran Fisis dilelompokkan menjadi dua, yaitu:
Besaran Fisis dilelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Besaran
pokok
2. Besaran
turunan
1.
Besaran
Pokok
Besaran pokok adalah
besaran yang satuannya didefiniskan tersendiri, telah ditetapkan terlebih
dahulu dan tidak dapat dijabarkan dari besaran lain. Satu besaran pokok dengan
besaran pokok lainnya tidak memiliki hubungan, akan tetapi berdiri sendiri.
Tujuh besaran pokok, yaitu: panjang, massa, waktu, suhu, kuat arus listrik,
intensitas cahaya, dan jumlah zat.
BESARAN POKOK
|
|||
Besaran
|
Satuan
|
Singkatan
|
Dimensi
|
Panjang
Massa
Waktu
Arus Listrik
Suhu
Jumlah Zat
Intesitas Cahaya
|
Meter
Kilogram
Sekon
Ampere
Kelvin
Mol
kandela
|
m
kg
s
A
K
Mol
cd
|
[L]
[M]
[T]
[I]
[N]
[J]
|
2.
Besaran
Turunan
Besaran
turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok atau
besaran yang didapat dari penggabungan besaran-besaran pokok. Dan ada beberapa besaran turunan yang
berhubungan dengan elektro, antara lain :
Besaran Turunan
|
||||
Besaran
|
Simbol Rumus
|
Satuan (SI)
|
Simbol
Satuan
|
Simbol Dimensi
|
Daya
Muatan Listrik
Tegangan Listrik
Tahanan Listrik
Frekuensi
Gaya
Tekanan
Luas
Kecepatan
percepatan
|
N
q
V
R
f
F
P
A
v
a
|
Watt
Coulomb
Volt
Ohm
Hertz
Newton
Pascal
Meter persegi
Meter per detik
Meter per detk kuadrat
|
W atau J/s
C atau As
V atau W/A
W
Atau V/A
Hz atau 1/s
N atau kg.m/s2
Pa atau N/m2
m2
m/s
m/s2
|
[ML2T-3]
[IT]
[L2MT-3I]
[L2MT-3I-2]
[T-1]
[MLT-2]
[ML2T-2]
[L2]
[LT-1]
[LT-2]
|
STANDAR
PENGUKURAN
Untuk mencapai suatu tujuan tertentu di
dalam fisika, kita biasanya melakukan pengamatan yang disertai dengan
pengukuran. Pengamatan suatu gejala secara umum tidak lengkap apabila tidak ada
data yang didapat dari hasil pengukuran. Lord Kelvin, seorang ahli fisika
berkata, bila kita dapat mengukur yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya
dengan angka-angka, berarti kita mengetahui apa yang sedang kita bicarakan itu.
Apa
yang Anda lakukan sewaktu melakukan pengukuran? Misalnya anda mengukur panjang
meja belajar dengan menggunakan jengkal, dan mendapatkan bahwa panjang meja
adalah 7 jengkal. Dalam pengukuran di atas Anda telah mengambil jengkal sebagai
satuan panjang. Kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melakukan
pengukuran terhadap besaran tertentu menggunakan alat ukur yang telah
ditetapkan. Misalnya, kita menggunakan mistar untuk mengukur panjang. Pengukuran
sebenarnya merupakan proses pembandingan nilai besaran yang belum diketahui
dengan nilai standar yang sudah ditetapkan.
1. ALAT
UKUR BESARAN
1) Alat
Ukur Besaran Pokok
Besaran Pokok
|
Alat Ukur
|
Panjang
|
Mistar, Jangka sorong, mikrometer
sekrup
|
Massa
|
Neraca (timbangan)
|
Waktu
|
Stop Watch
|
Suhu
|
Termometer
|
Kuat Arus
|
Amperemete
|
Jumlah molekul
|
Tidak diukur secara langsung *
|
Intensitas Cahaya
|
Light meter
|
perbedaan hasil-hasil pengukuran pada
pengukuran berulang. * Jumlah zat tidak diukur secara langsung
seperti anda mengukur panjang dengan mistar. Untuk mengetahui jumlah zat,
terlebih dahulu diukur massa zat tersebut. selengkapnya dapat anda pelajari
pada bidang studi Kimia.
Ø
Mistar : untuk mengukur suatu panjang
benda mempunyai batas ketelitian 0,5 mm.
Ø Jangka sorong : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian 0,1 mm.
Ø Jangka sorong : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian 0,1 mm.
Ø
Mikrometer : untuk mengukur suatu panjang
benda mempunyai batas ketelitian 0,01 mm. Mikrometer
Ø
Neraca : untuk mengukur massa suatu
benda.
Ø
Stop Watch : untuk mengukur waktu
mempunyai batas ketelitian 0,01 detik.
Ø
Termometer : untuk mengukur suhu.
Ø
Amperemeter : untuk mengukur kuat arus
listrik (multimeter)
2)
Alat Ukur Besaran Turunan
Ø
Speedometer : untuk mengukur kelajuan
Ø
Dinamometer : untuk mengukur besarnya
gaya.
Ø
Higrometer : untuk mengukur kelembaban
udara.
Ø
Ohm meter : untuk mengukur tahanan (
hambatan ) listrik
Ø
Volt meter : untuk mengukur tegangan
listrik.
Ohm meter dan voltmeter dan amperemeter
biasa menggunakan multimeter.
Ø
Barometer : untuk mengukur tekanan
udara luar.
Ø
Hidrometer : untuk mengukur berat jenis
larutan.
Ø
Manometer : untuk mengukur tekanan
udara tertutup.
Ø
Kalorimeter : untuk mengukur besarnya
kalor jenis zat.
Istilah dalam Pengukuran
Ketelitian adalah suatu ukuran yang menyatakan tingkat pendekatan dari nilai yang diukur terhadap nilai benar x0.
Kepekaan adalah ukuran minimal yang masih dapat dikenal oleh instrumen/alat ukur
Ketepatan (akurasi)adalah suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang sama.
DIMENSI
Dimensi suatu besaran mengungkapkan cara besaran itu tersusun dari besaran pokok.
Manfaat Dimensi dalam Fisika antara lain :
Ketelitian adalah suatu ukuran yang menyatakan tingkat pendekatan dari nilai yang diukur terhadap nilai benar x0.
Kepekaan adalah ukuran minimal yang masih dapat dikenal oleh instrumen/alat ukur
Ketepatan (akurasi)adalah suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang sama.
DIMENSI
Dimensi suatu besaran mengungkapkan cara besaran itu tersusun dari besaran pokok.
Manfaat Dimensi dalam Fisika antara lain :
- Dapat digunakan untuk membuktikan dua besaran sama atau tidak. Dua besaran sama jika keduanya memiliki dimensi yang sama atau keduanya termasuk besaran vektor atau skalar,
- Dapat digunakan untuk menentukan persamaan yang pasti salah atau mungkin benar,
- Dapat digunakan untuk menurunkan persamaan suatu besaran fisis jika kesebandingan besaran fisis tersebut dengan besaran-besaran fisis lainnya diketahui.
Satuan
dan dimensi suatu variabel fisika adalah dua hal berbeda. Satuan besaran fisis
didefinisikan dengan perjanjian, berhubungan dengan standar tertentu
(contohnya, besaran panjang dapat memiliki satuan meter, kaki, inci, mil, atau
mikrometer), namun dimensi besaran panjang hanya satu, yaitu L.
Dua satuan yang berbeda dapat dikonversikan satu sama lain (contohnya: 1 m =
39,37 in; angka 39,37 ini disebut sebagai faktor konversi), sementara
tidak ada faktor konversi antarlambang dimensi.
KONVERSI SATUAN
Konversi
= Mengubah. Besaran apapun yang kita ukur,
seperti panjang, massa atau kecepatan, terdiri dari angka dan satuan. Sering
kita diberikan besaran dalam satuan tertentu dan kita kita ingin menyatakannya
dalam satuan lain. Misalnya kita mengetahui jarak dua kota dalam satuan
kilometer dan kita ingin mengetahui berapa jaraknya dalam satuan meter.
Demikian pula dengan massa benda. Misalnya kita mengukur berat badan kita dalam
satuan kg dan kita ingin mengetahui berat badan kita dalam satuan ons atau pon.
Untuk itu kita harus mengkonversi satuan tersebut. Konversi berarti mengubah.
Untuk mengkonversi satuan, terlebih dahulu harus diketahui beberapa hal yang
penting, antara lain awalan-awalan metrik yang digunakan dalam satuan dan
faktor konversi.
Selain
mengkonversi satuan dalam sistem internasional, kita juga harus mengetahui
konversi satuan dalam sistem yang berbeda, antara lain dari satuan Sistem
Internasional ke Sistem British atau sebaliknya. Sebagai contoh, kita mengukur
panjang sebuah meja dalam satuan inchi dan kita ingin menyatakannya dalam
centimeter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar